(Strategi Belajar Mengajar)
PEMBAHASAN
A. Pengertian, Tujuan Dan Fungsi Manajemen
Kelas
1. Pengertian
Secara
Terminologi, manajemen kelas berasal dari dua kata yaitu manajemen dan kelas
yang berarti pengaturan ruang kelas. Sedangkan menurut istilah, ada beberapa
pendapat, antara lain:
a. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam sebuah
bukunya yang berjudul: “ Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif” bahwa,
manajemen kelas adalah suatu upaya memperdayakan potensi kelas yang ada
seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan
pembelajaran.
b. Menurut Amatembun, Manajemen Kelas
adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan mempertahankan
serta mengembangtumbuhkan motivasi belajar untuk mencapai tujuan yang telah
diciptakan.
2. Tujuan
Tujuan
manajemen kelas secara umum adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam
kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual
dalam kelas. Dengan adanya fasilitas yang tersedia itu memungkinkan siswa:
a. Belajar dan bekerja
b. Terciptanya suasana disiplin
c. Perkembangan intelektual, emosional dan
sikap serta apresiasi pada siswa.
Menurut Suharsimi Arikunto, tujuan
manajemen kelas adalah agar setiap anak dikelas itu dapat bekerja dengan tertib
sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
Indikator
kelas tertib:
a. Setiap anak terus bekerja, artinya tidak
ada anak yang terhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau
tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya.
b. Setiapa anak terus melakukan pekerjaan
tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas
menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. [1]
Karakter
kelas yang dihasilkan karena adanya proses pengelolaan kelas yang baik akan
memiliki sekurang-kurangnya tiga ciri, yakni:
a. Speed,artinya
anak dapat belajar dalam percepatan proses dan progress, sehingga membutuhkan
waktu yang reltif singkat.
b. Simple, artinya
organisasi kelas dan materi menjadi sederhana, mudah dicerna dan situasi kelas
kondusif.
c. Self-confidence, artinya
anak dapat belajar dengan penuh rasa percaya diri atau menganggap dirinya mampu
mengikuti pelajaran dan belajar berprestasi.[2]
3. Fungsi
Fungsi
manajemen kelas dalam proses belajar mengajar sangat mendasar sekali, karena
kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi:
a. Mengelola tingkah laku siswa dalam kelas
b. Menciptakan iklim sosio-emosional
c. Mengelola proses kelompok
Secara
umum, fungsi manajemen
kelas ditinjau dari analisis problem adalah:
a. Memberi dan melengkapi fasilitas untuk
segala macam tugas. Artinya aspek manajemen kelas yang dihadirkan bisa membantu
tugas guru sebgai pendidik dalam suatu kinerja yang lebih baik lagi.
b. Memelihara agar tugas-tugas itu dapat
berjalan dengan lancar.
Artinya
aspek menejemen kelas bias mengklasifikasi bentuk-bentuk tugas tertentu.
Fungsi tersebut
dapat dijabarkan beberapa tugas yang harus dilakukan guru dalam kegiatan
menejemen kelas yaitu :
a.
Membantu kelompok dalam membagi tugas
b.
Membantu pembentukan kelompok
c.
Membantu kerja sama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi
d.
Membantu individu agar dapat bekerja sama dalam kelompok atau kelas
e.
Membantu prosedur kerja
f.
Mengubah kondisi kelas
Sehingga dapat
disimpulkan manajemen kelas pada akhirnya menunjukkan pada pengaturan siswa.
B. Aspek-Aspek Manajemen Kelas
Menurut Oemar Malik ada tiga aspek yang memiliki fungsi berbeda dalam
proses belajar mengajar, tetapi merupakan satu kesatuan bulat yaitu:
1. Aspek tujuan instruksional
2. Aspek materi pelajaran
3. Aspek metode dan strategi pembelajaran
4. Aspek ketenagaan, meliputi aspek siswa, waktu, tempat
dan perlengkapan
5. Aspek media instruksional
6. Aspek penilaian
7. Aspek penunjang fasilitas
Semua aspek yang diutarakan diatas tersebut saling
terkait dan memepengaruhi tercapainya suatu proses pembelajaran. Oleh karena
itu, guru sebagai pendidik di dalam kelas dituntut untuk mampu mengelola
pengajaran dari pada keseluruhan aspek tersebut sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai secara efektif dan efisien. Dan hal tersebut dapat ditinjau dari
kemampuan guru merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program
pembelajaran.
C. Masalah-Masalah Dalam Manajemen Kelas
Gagalnya seorang guru mencapai tujuan pengajaran sejalan dengan ketidak
mampuan guru dalam mengelola kelas. Indicator dari kegagalan itu adalah
prestasi belajar siswa rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran
yang telah ditentukan.
Beberapa masalah dalam manajemen kelas diantaranya adalah :
1. Kurangnya kesatuan, dengan adanya kelompok-kelompok,
dan pertentangan jenis kelamin.
2. Tidak sada standar perilaku dalam bekerja kelompok,
misalnya ribut, bercakap-cakap, pergi kesana-kemari dan sebagainya.
3. Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya
rebut, bermusuhan dan merendahkan.
4. Moral rendah, permusuhan, agresif, misalnya dalam
lembaga dengan alat-alat belajar kurang, kekurangan uang.
Kategori masalah manajemen kelas berdasarkan
kelompoknya, yaitu:
1.
Kelas kurang kohesif, misalnya perbedaan jenis kelamin.
2.
Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya, misalnya
mengejek anggota yang dalam pengajaran seni suara menyanyi dengan suara
sumbang.
3.
“Membesarkan” hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok,
misalnya pemberian semangat.
4.
Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dan tugas yang tengah
digarapnya.
5.
Semangat kerja rendah.
6.
Kelas kurang mampu menyesuaikan dengan keadaan baru.
D. Tugas Guru Dalam Manajemen Kelas
1.
Pengaturan atau pengkondisian fisik
a)
Ruang tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.
Hendaknya
siswa bias bergerak leluasa pada saat melakukan aktifitas belajar.
b)
Pengaturan tempat duduk
Pilihlah
tempat duduk yang sesuai dengan postur tubuh anak didik sehingga anak didik
dapat belajar dengan baik dan tenang.
c)
Ventilasi dan pengaturan cahaya
Ventilasi
ini harus menjamin kesehatan peserta didik. Suhu ventilasi dan penerangan
adalah asset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman.
d)
Pengaturan penyimpanan barang
Barang-barang
hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai bila diperlukan dan
akan digunakan lagi bagi kepentingan belajar.
e)
Penataan keindahan dan kebersihan kelas
·
Hiasan dinding
·
Penempatan lemari: untuk buku didepan dan alat-alat peraga di belakang.
·
Pemeliharaan kebersihan: siswa bergiliran membersihkan kelas, guru
memeriksa kebersihan dan ketertiban kelas.
2.
Pengaturan peserta didik
Kegiatan interaksi edukatif dengan pendekatan kelompok
menghendaki peninjauan pada aspek perbedaan individual anak didik.
a.
Postur tubuh anak didik yang tinggi sebaiknya ditempatkan di belakang.
b.
Anak didik yang mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran
sebaiknya ditempatkan di depan.
c.
Anak didik yang cerdas sebaiknya digabung dengan anak didik yang kurang
cerdas.
d.
Anak didik yang pandai bicara dikelompokkan dengan anak didik pendiam.
e.
Anak didik yang gemar membuat keributan dan mengganggu temannya lebih
baik dipisah dan tidak terlepas dari pengawasan guru.
E. Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas ada dua yaitu:
1.
Faktor intern (emosi, pikiran dan perilaku)
Karena siswa memiliki kepribadian, maka siswa yang
satu dengan yang lain itu berbeda. Perbedaan itu dapat dilihat dari aspek,
yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologi.
2.
Faktor ekstern
Masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan
siswa, jumlah siswa dikelas, dan sebagainya.
Manajemen kelas dapat mempergunakan prinsip-prinsip
antara lain sebagai berikut:
1.
Hangat dan antusias
Guru yang hangat dan krab dengan anak didik selalu
menunjukkan antusias pada tugasnya akan berusaha dalam mengimplementasikan
pengelolaan kelas.
2.
Tantangan
Penggunaan kata-kata tindakan cara kerja atau
bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gatirah anak didik untuk belajar
sehingga mengurangi tingkah laku yang menyimpang.
3.
Bervariasi
Pengguanaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola
interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan apalagi
bila penggunaannya bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan hal itu merupakan
kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari
kejenuhan.
4.
Keluwesan
Dengan keluwesan, tingkah laku guru dapat mencegah
kemungkinan munculnya gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar
mengajar yang efektif.
5.
Penekanan pada hal-hal yang positif
Guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan
menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang negatif.
6.
Penanganan disiplin diri
Guru
sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri
dan guru hendaknya menjadi teladan.[3]
F. Pendekatan Dalam Manajemen Kelas
Berbagai
pendekatan yang dilakukan guru dalam rangka manajemen kelas:
1.
Pendekatan kekuasaan
Ciri yang utama pada pendekatan ini adalah ketaatan
pada aturan yang melekat pada pemilik kekuasaan. Guru mengontrol siswa dengan
ancaman, sanksi, hukuman dan bentuk disiplin yang ketat dan kaku.
2.
Pendekatan kebebasan
Dalam pendekatan ini memberikan suasana dan kondisi
belajar yang memungkinkan anak didik merasa merdeka, bebas, nyaman, penuh
tantangan dan harapan dalam melakukan belajar.
3.
Pendekatan keseimbangan peran
Pendekatan ini dilakukan dengan memberi seperangkat
aturan yang disepakati guru dan murid.
4.
Pendekatan pengajaran
Pendekatan ini menghendaki lahirnya peran guru untuk
mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang menguntungkan
proses pembelajaran.
5.
Pendekatan suasana emosi dan sosial
Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan
proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial yang
positif dalam kelas. Suasana hati yang saling mencintai antar guru-murid dan
murid-murid penting dalam menciptakan hubungan sosial pembelajaran.
6.
Pendekatan kombinasi
Pada pendekatan ini bias menggunakan beberapa pilihan
tindakan untuk mempertahankan dan menciptakan suasana belajar yang baik. Guru
memiliki peran penting untuk menganalisis kapan dan bagaimana tindakan itu
tepat dilakukan.[4]
7.
Pendekatan
ancaman
Dari
pendekatan ancaman ini, pengelolaan adalah juga sebagai suatu proses untuk
mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak
didik dilakukan dengan cara memberikan ancaman, misalnya melarang, ejekan,
sindiran dan memaksa.
8.
Pendekatan
resep
Pendekatan
resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat
menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru
dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi dikelas. Dalam daftar
itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan
guru hanya mengikuti petunjuk seperti yang tertulis diresep.
9.
Pendekatan
tingkah laku
Peranan
guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik dan mencegah
tingkah laku yang kurang baik.[5]
G. Manajemen Kelas Yang Efektif
Mempersiapkan manajemen kelas yang efektif, itu dapat diorganisasikan
diseputar tiga topik utama:
1.
Menetapkan aturan dan prosedur
Kelas membutuhkan aturan dan prosedur untuk mengatur
kegiatan penting. Aturan adalah pernyataan yang menyebutkan apa yang diharapkan
untuk dilakukan. Sedangkan prosedur adalah cara untuk menyelesaikan pekerjaan
atau kegiatan yang lainnya hal ini sering dibuat dalam bentuk tertulis.
2.
Menjaga aturan dan prosedur
Pengelolaan kelas yang efektif pada umumnya hanya
menetapkan beberapa aturan prosedur saja, mengajarkannya dengan cermat kepada
siswa, dan menjadikannya sesuatu yang rutin dengan menggunakannya secara
konsisten.
3.
Menjaga konsistensi
Manajemen preventif yang secara keseluruhan dibuat
oleh guru, sebagai berikut:
a)
Komunikasi dengan jelas tugas-tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikannya.
b)
Bagaimana cara kerja prosedur untuk memantau pekerjaan siswa.
c)
Konsisten dalam memeriksa pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.
d)
Memberikan umpan balik yang tepat pada hasil pekerjaan siswa.[6]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tulis komentar kalian yaa..