PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI DAN CIRI-CIRI PENILAIAN
DALAM PENDIDIKAN
Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas:
Mata
Kuliah : Evaluasi
Pendidikan
Dosen
Pengampu : Akhmad Afroni, M.Pd
Disusun
Oleh:
Yulia Rizqi Mar’ati
2021 111 299
Kelas:
B
JURUSAN
TARBIYAH
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
PEKALONGAN
2014
PENGERTIAN, TUJUAN,
FUNGSI DAN CIRI-CIRI PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN
A. Latar
Belakang
Memang tidak semua
orang menyadari bahwa setiap saat kita melakukan pekerjaan evaluasi. Dalam
beberapa kegiatan sehari-hari, kita jelas-jelas mengadakan pengukuran dan
penilaian.
Ada tiga istilah yaitu
evaluasi, pengukuran dan penilaian. Sementara orang lebih cenderung mengartikan
ketiga kata tersebut sebagai suatu pengertian yang sama sehingga dalam
penggunaannya hanya tergantung dari kata mana yang siap untuk diucapkannya dan
sementara orang yang lainnya membedakan ketiga istilah tersebut.
Awalnya pengertian
evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar siswa. Dalam
pembelajaran yang terjadi di sekolah atau khususnya di kelas, guru adalah pihak
yang paling bertanggung jawab atas hasilnya. Dengan demikian, guru patut
dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya, yakni
mengevaluasi hasil belajar siswa.
Tujuan melakukan
evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang
akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional siswa sehingga dapat
diupayakan tindak lanjutnya.
Dan dalam makalah ini
akan membahas tentang pengertian evaluasi pendidikan, tujuan, fungsi dan ciri
penilaian dalam pendidikan.
B. Rumusan
masalah
1. Apa
pengertian evaluasi pendidikan ?
2. Apa
saja tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan ?
3. Apa
saja ciri-ciri penilaian dalam pendidikan ?
C. Tujuan
penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian evaluasi pendidikan.
2. Untuk
mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan.
3. Untuk
mengetahui ciri-ciri penilaian dalam pendidikan.
D. Pembahasan
1. Pengertian
evaluasi pendidikan
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris
evaluation; dalam bahasa arab al-Taqdir, dalam bahasa Indonesia
berarti penilaian. Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan
dapat diartikan sebagai penilaian dalam (bidang) pendidikan atau penilaian
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Menurut Bloom, evaluasi adalah pengumpulan kenyataan
secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan
dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi
siswa.
Dari segi istilah, evaluasi itu mengandung
pengertian suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari
sesuatu. Berbicara tentang pengertian istilah evaluasi pendidikan, Lembaga
Administrasi Negara mengemukakan batasan mengenai evaluasi pendidikan, sebagai
berikut:
(1) Proses
/ kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan
yang telah ditentukan;
(2) Usaha
untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feedback) bagi penyempurnaan pendidikan.
Dua langkah kegiatan yang dilalui sebelum mengambil
barang untuk kita lalui itulah yang disebut mengadakan evaluasi, yakni mengukur
dan menilai. Kita dapat mengadakan penilaian sebelum kita mengadakan
pengukuran.
(1) Mengukur
adalah membandingkan sesuatu dengan ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif.
(2) Menilai
adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk.
Penilaian bersifat kualitatif.
(3) Mengadakan
evaluasi meliputi kedua langkah diatas yakni mengukur dan menilai.
Istilah “pengukuran” dalam bahasa inggris
dikenal dengan measurement dan dalam bahasa arabnya adalah muqayasah,
dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sesuatu.
Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar
ukuran tertentu. Contoh: dari 100 butir soal yang diajukan dalam tes,
Ahmad menjawab dengan betul sebanyak 80 butir soal.
Istilah “penilaian” dalam bahasa inggris dikenal
dengan assessment. Menilai mengandung arti mengambil keputusan terhadap
sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada baik atau buruk, pandai
atau bodoh, dan sebagainya. Contoh: dari 100 butir soal, 80 butir
dijawab dengan betul oleh Ahmad, dengan demikian dapat ditentukan bahwa Ahmad
termasuk anak yang pandai.
Istilah “evaluasi” adalah mencakup dua kegiatan
yaitu pengukuran dan penilaian. Evaluasi dapat juga diartikan penafsiran atau interpretasi
yang sering bersumber dari data kuantitatif (Sudijono, 2011). Tetapi Prof. Dr.
Masroen, M.A (dalam Sudijono, 2011) mengemukakan bahwa tidak semua penafsiran
itu bersumber dari keterangan-keterangan yang bersifat kuantitatif. Sebagai
contoh misalnya keterangan-keterangan mengenai hal-hal yang disukai siswa,
pengalaman-pengalaman masa lalu, dan lain-lain, yang kesemuanya itu bersifat
kualitatif.
Sehingga keterkaitan antara ketiga istilah diatas
adalah dalam evaluasi mencakup kegiatan mengukur dan menilai, dua kegiatan
tersebut dilalui sebelum mengambil keputusan terhadap sesuatu. Kita tidak dapat
mengadakan penilaian sebelum mengadakan pengukuran.
2. Tujuan
dan Fungsi Evaluasi Pendidikan
Tujuan Evaluasi pendidikan, antara lain:
(1) Tujuan
Umum
a. Untuk
menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai
taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik,
setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
b. Untuk
mengetahui tingkat efektifitas dari metode pengajaran yang telah dipergunakan
dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu.
(2) Tujuan
Khusus
a. Untuk
merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.
b. Untuk
mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan
peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan
ditemukan jalan keluar.
Fungsi
Evaluasi pendidikan, antara lain :
(1) Evaluasi
berfungsi selektif.
Dengan cara mengadakan evaluasi guru mempunyai cara
untuk mengadakan seleksi terhadap siswanya. Seleksi itu sendiri mempunyai
beberapa tujuan, antara lain:
a. Untuk
memilih siswa yang dapat diterima disekolah tertentu.
b. Untuk
memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
c. Untuk
memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
(2) Evaluasi
berfungsi diagnostik.
Sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada siswa
tentang kebaikan dan kelemahan siswa. Dan dengan diketahui sebab-sebab
kelemahan tersebut, maka akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasinya.
(3) Evaluasi
berfungsi sebagai penempatan.
Setiap siswa sejak lahir mempunyai bakat
sendiri-sendiri, sehingga pembelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan
dengan pembawaan yang ada. Untuk dapat menentukan dengan pasti kelompok mana
siswa harus ditempatkan, maka digunakan evaluasi. Sekelompok siswa yang
mempunyai hasil evaluasi yang sama akan berada dalam kelompok yang sama dalam
belajar.
(4) Evaluasi
berfungsi sebagai pengukur keberhasilan.
Fungsi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
suatu program berhasil diterapkan. Keberhasilan program ditentukan oleh
beberapa faktor yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana dan
sistem kurikulum.
Adapun secara administratif, evaluasi pendidikan
setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi, yaitu:
(1) Memberikan
laporan.
Dengan melakukan evaluasi, akan dapat disusun dan
disajikan laporan mengenai kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah
mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
(2) Memberikan
bahan-bahan keterangan (data).
3. Ciri-ciri
Penilaian Dalam Pendidikan
a. Penilaian
dilakukan secara tidak langsung. Dalam contoh ini, akan mengukur kepandaian
melalui ukuran kemampuan menyelesaikan soal-soal.
b. Penggunaan
ukuran kuantitatif. Penilaian pendidikan bersifat kuantitatif artinya
menggunakan simbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran. Setelah itu
diinterprestasikan kebentuk kualitatif.
Contoh:
dari hasil pengukuran, Tiko mempunyai IQ 125, sedangkan IQ Tini 105. Dengan
demikian, maka Tiko dapat digolongkan sebagai anak sangat pandai sedangkan Tini
sebagai anak normal.
c. Penilaian
pendidikan menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap karena IQ 105
termasuk anak normal, anak lain yang hasil pengukuran IQ-nya 80 menurut unit
ukurannya termasuk anak dungu.
d. Bersifat
relatif, artinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu ke waktu
yang lain.
e. Bahwa
dalam penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahan-kesalahan. Adapun
sumber kesalahan dapat ditinjau dari bebrapa factor yaitu:
1) Terletak
pada alat ukurnya.
2) Terletak
pada orang yang melakukan penilaian.
3) Terletak
pada anak yang dinilai.
4) Terletak
pada situasi dimana penilaian berlangsung.
E. Kesimpulan
1. Pengertian
evaluasi pendidikan
evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai
penilaian dalam (bidang) pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Perbedaan
evaluasi, penilaian dan pengukuran antara lain :
a)
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan
untuk menentukan nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.
b)
Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk
mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh
tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai
oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.
c)
Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau
kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran
lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan
penilaian. Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana
disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui
pengamatan empiris.
2. Tujuan
dan fungsi evaluasi pendidikan
Tujuan evaluasi pendidikan bisa ditinjau dari tujuan
secara umum dan secara khusus. Dan fungsi evaluasi pendidikan adalah:
a) Evaluasi
berfungsi selektif.
b) Evaluasi
berfungsi diagnostik.
c) Evaluasi
berfungsi sebagai penempatan.
d) Evaluasi
berfungsi sebagai pengukur keberhasilan.
3. Ciri-ciri
penilaian dalam pendidikan
a) Penilaian
dilakukan secara tidak langsung.
b) Penggunaan
ukuran kuantitatif.
c) Penilaian
pendidikan menggunakan unit atau satuan yang tetap.
d) Bersifat
relatif.
e) Sering
terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar
evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara. Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 2012. Pengantar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.