PERKEMBANGAN
MASA INTRAUTERINE (PRENATAL)
MAKALAH
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah :
Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu :
Nadhifatuz Zulfa, M. Pd.
Disusun Oleh:
Nais Stanaul
Athiyah 2021 111 280
Yulia Rizqi
Mar’ati 2021 111 299
Jazilatur
Rohmah 2021 111
308
Kelas: G
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
PEKALONGAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Berbagai
telaah riset dahulu tentang psikologi perkembangan mengabaikan periode pranatal
(sebelum kelahiran). Beberapa telaah mulai dengan masa prasekolah, namun
kebanyakan memulai telaahnya dengan anak usia sekolah. Telaah-telaah
selanjutnya memperluas bidang telaahnya pada masa kelahiran, tetapi baru pada
pertengahan tahun 1940 ahli psikologi perkembangan mengalihkan perhatian mereka
pada periode sebelum kelahiran.
Saat
ini banyak bukti yang menunjukkan bagaimana kondisi-kondisi dalam lingkungan
pranatal dapat dan sungguh mempengaruhi perkembangan pranatal. Sebagian besar
perkembangan yang terjadi sebelum kelahiran telah diselidiki para fisiolog dan
profesi medis dengan hasil yang kemudian disumbangkan melengkapi data
fisiologis dan data fisik dengan bukti tentang pengaruh keadaan psikologis pada
pola perkembangan dan pengaruh jangka panjang dari sikap orang-orang yang
berarti.
Untuk
lebih jelasnya, dalam makalah ini akan dijelaskan tentang perkembangan manusia
sebelum lahir untuk menunjukkan faktor-faktor psikologis apa saja yang
mempengaruhi perkembangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa Prenatal
Masa prenatal adalah periode perkembangan pertama dalam jangka
kehidupan manusia dan secara biologis, hidup dimulai pada waktu ini. Periode
ini dimulai pada waktu konsepsi, yaitu
pembuahan dari ovum oleh sel sperma, dan berakhir pada waktu kelahiran, menurut
pendapat yang masyhur, rentang waktu tersebut adalah 9 bulan 10 hari atau 280
hari. Tetapi ada kalanya kurang atau sebaliknya lebih, tergantung kepada situasi
dan kondisi serta berbagai faktor yang mem pengaruhinya.[1]
Awal kehidupan dalam kandungan, menurut para ahli embriologi,
terjadi dalam apa yang disebut proses reproduksi. Proses reproduksi sebenarnya
bermula dan berintikan pada konsepsi, yaitu pertemuan dan pembuahan sel telur
wanita oleh sperma laki-laki. Sel telur dan sperma, dalam Islam dikenal dengan
nama “nutfah” yakni setetes cairan tertentu, sebagaimana dinyatakan dalam
Alquran surat An-Nahl: 4 yang artinya:
“Dia (Allah SWT) telah
menciptakan manusia dari nutfah (air mani), tiba-tiba ia menjadi pembantah yang
nyata.”
Melalui proses reproduksi, dari bentuk nutfah selanjutnya berubah
menjadi alaqoh artinya segumpal darah atau sesuatu yang bergantung pada dinding
rahim. Sesuai dalam Q.S. Al-Qiyamah: 36-40 yang artinya:
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa
pertanggung jawaban)?. Bukankah Dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke
dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah
menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan daripadanya
sepasang: laki-laki dan perempuan. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian
berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?”
Setelah melalui proses alaqoh kemudian embrio tersebut memasuki
tahap perkembangan berikutnya dalam wujud daging yang digulung-gulung
(mudhghah) yang terdapat dalam Q.S. Al-Mu’minun: 14 yang artinya:
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian
Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,
Pencipta yang paling baik.” [2]
B. Tahap-tahap Perkembangan Masa Prenatal
Pada umumnya para ahli psikologi perkembangan membagi periode
prenatal atas 3 tahap perkembangan.
1.
Tahap Germinal (Germinal Stage)
Tahap germinal atau yang sering disebut periode zigot, ovum, atau
periode nutfah adalah periode awal kejadian manusia. Periode germinal ini
terjadi kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan yakni, sejak terjadinya
pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur (ovum perempuan), yang
dinamakan dengan pembuahan (fertilization), pada tahap ini zigot
dibentuk.[3]
Ada hadits yang membahas tentang proses penciptaan dalam tahap ini,
misalnya ketika Rasul ditanya oleh seorang Yahudi,
“Dari materi apakah manusia tercipta?” Rasulullah menjawab, “Wahai
Yahudi, masing-masing manusia diciptakan dari nutfah laki-laki dan nutfah perempuan.” (HR. Ahmad)
Zigot terbentuk dari campuran sperma dan sel telur (“tetesan yang
bercampur”). Sel telur yang telah dibuahi, atau zigot, bergerak ke bawah tuba
falopi menuju rahim. Pergerakan ini membutuhkan waktu selama empat hari.
Selama pergerkaan ini, zigot yang semula berupa satu sel, melalui proses
mitosis membelah menjadi dua sel identik. Pembelahan ini terjadi setiap sekitar
30 jam. Dalam proses pembelahan ini, bayi masih disebut dengan blastocyte
(Blastula), yang terdiri dari 100 sel. Bagian luar blastocyte akan
menjadi placenta, sedangkan bagian dalam akan menjadi embrio.
Pada minggu kedua, bayi terdiri dari sekitar 150 sel. Placenta mulai
terbentuk, bagian dalam sel memadat dan berkembang menjadi tiga lapisan yang
disebut piringan embrionik (embryonic disc), yang terdiri dari lapisan ectoderm,
mesoderm, dan endoderm. Dalam proses diferensiasi, sel pada
masing-masing lapisan berkembang menjadi jaringan dan organ tubuh. Sel dari
lapisan terluar (ectoderm atau ectoblast) membentuk otak, tulang
belakang, indera peraba, dan lensa mata. Juga lapisan epidermis (enamel gigi,
kulit, rambut, kuku). Lapisan paling dalam, disebut endoderm (endoblast),
nantinya akan berkembang menjadi sistem pernafasan dan pencernaan, juga
berbagai kelenjar seperti pankreas, hati, thyroid, dan thymus.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan tengah atau mesoderm.
Lapisan ini akan menjadi tulang dan cartilage, sistem buah pelir dan
genitalia dan juga bagian luar akan menutupi organ internal.[4]
2.
Tahap Embrio (Embriyonic Stage)
Tahap embrio dalam Psikologi Islam disebut tahap alaqoh yaitu
segumpal darah yang semakin membeku. Tahap embrio dimulai dari 2 munggu sampai
8 minggu setelah pembuahan yang ditandai dengan terjadinya banyak perubahan
pada semua organ utama dan sistem-sistem fisiologis. Periode embrio ini
pertumbyhan terjadi dalam 2 pola yaitu cephalocaudal dan proximodistal.
Cephalocaudal artinya proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian
kepala, kemudian terus kebagian bawah dan sampai kebagian ekor. Adapun yang
dimaksud dengan pertumbuhan secara proximodistal adalah proses
pertumbuhan yang dimulai dari bagian-bagian yang paling dekat dengan pusat
(tengah) badan, lalu ke bagian-bagian yang jauh dari pusat badan.
Dalam periode embrio terdapat 3 sarana pentibg yang membantu
perkembangan struktur anak yaitu kantong amniotik, plasenta dan tali pusar.
Pada embrio juga ditandai dengan suatu perkembangan yang cepat pada sistem
syaraf yaitu terlihat pada umur 6 minggu embrio telah dapat dikenali sebagai
manusia tetapi kepala lebih besar dibandingkan dengan bagian badan yang lain.
Pada umur 8-9 minggu oerubahan janin semakin terlihat dengan jelas seperti
muka, mulut, mata, telinga, dll.
3.
Tahap Janin (Fetus)
Dalam psikologi Islam disebut mudhghah, periode tersebut dimulai
dari usia 9 minggu sampai lahir. Setelah janin dalam kandungan berumur 4 bulan
yaitu ketika janin telah terbentuk sebagai manusia maka ditiupkan ruh ke
dalamnya. Bersamaan dengan ditiupkan ruh ke dalam janin juga ditentukan
hukum-hukum perkembangannya seperti tingkah laku, kekayaan, batas usia, dll.[5]
Menurut hasil penelitian empirik, perkembangan fisik dalam fase fetus secara
berturut-turut adalah:
a.
Bulan ketiga: panjang 3,5 inci, berat 3-4 ons
b.
Bulan kelima: panjang 10 inci, berat 9-10 ons
c.
Bulan kedelapan: panjang 16-18 inci, berat 20-25 ons
d.
Bulan kesembilan: panjang 20 inci, berat 35-37,5 ons[6]
C. Ciri-ciri Periode Prenatal
Periode pertama dalam rentang kehidupan manusia ini merupakan
periode yang aaling singkat dari seluruh periode perkembangan, namun dalam hal
periode ini bahkan yang terpenting dari semua periode yang dimulai pada saat
pembuahan dan pada berakhir pada kelahiran. Periode pranatal mempunyai ciri
penting yaitu:
1.
Pembawaan lahir
Pembawaan lahir yang berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan
selanjutnya, ditentukan pada saat ini. Hal ini bukan saja pada bawaan fisik dan
mental melainkan juga pada jenis kelamin individu.
2.
Pertumbuhan dan perkembangan yang cepat
Pertumbuhan dan perkembangan yang proporsional lebih cepat terjadi
pada waktu ini dari pada waktu lainnya. Selama 9 bulan sebelum lahir, individu
tumbuh dari sel kelamin yang sangat kelamin menjadi bayi yang beratnya
kira-kira 3 kg dan panjang 50 cm.
3.
Kondisi dalam lingkungan pralahir
Kondisi tubuh ibu yang baik mempertinggi potensi bawaan, sedangkan
kondisi yang buruk dapat menghambat perkembangan berikutnya.
4.
Sikap orang-orang yang berarti
Jika sikap ini bersifat emosional amka dapat merusak keseimbangan
ibu dan mengganggu ki8ndisi tubuh ibu yang snagat penting bagi perkembangan
normal dari individu yang baru terbentuk. Maka sikap tersebut mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap perlakuan pada anak selama awal tahun pembentukan
kehidupan.[7]
D. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal
Sebagian besar proses pertumbuhan janin sangat bergantung pada
kondisi internal ibu baik kondisi fisik maupun psikisnya. Berikut yang
mempengaruhi perkembangan pranatal:
1.
Kesehatan ibu
2.
Gizi ibu
3.
Pemakaian bahan-bahan kimia oleh ibu
4.
Keadaan dan ketegangan emosi ibu[8]
5.
Kebiasaan subjektif
6.
Tahayul[9]
E. Bahaya Selama Periode Pralahir
1.
Bahaya fisik
a.
Ketidakteraturan perkembangan
b.
Keguguran
c.
Kelahiran kembar
2.
Bahaya psikologis
a.
Keyakinan tradisional mengenai pengaruh pralahir
b.
Stres ibu
c.
Sikap yang kurang menguntungkan dari orang yang berarti
F. Urgensi Prenatal
1.
Segala sesuatu yang didapatkan dari warisan, yang menjadi dasar
bagi perkembangan selanjutnya ditetapkan pada masa ini
2.
Keadaan-keadaan yang menguntungkan didalam badan ibu dapat
memelihara perkembangan dari potensi-potensi yang didapatkan dari warisan
3.
Apabila dibandingkan dengan keadaan didalam periode-periode
perkembangan yang lain, dalam masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat.[10]
[1] Elfi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta:
Teras, 2005), hlm. 89
[3] Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 71-72
[4]
Aliyah Purwakania Hasan, Psikologi
Perkembangan Islami, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006)
[5] Desmita, Op. Cit., hlm. 73-74
[6] Elfi Yuliani Rochmah, Op. Cit., hlm 102-103
[7] M. Sugeng Sholehuddin,
M.Ag., Psikologi Perkembangan dalam
Persfektif Pengantar, (Pekalongan:
Gama Media, 2009), hlm. 75-76
[8] Desmita, Op. Cit., hlm. 80-85
[9] Monks, F. J., Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2002), hlm. 50.
[10] Elfi Yuliani Rochmah, Op. Cit., hlm. 108-109
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tulis komentar kalian yaa..