Dalam tulisan ini kita akan jelaskan
posisi ustadz yang sebenarnya (insya Allah), agar Anda semua tidak salah paham.
[1]. Secara umum, ustadz itu diartikan sebagai GURU atau pendidik. Ini
adalah pengertian dasarnya.
[2]. Guru dalam khazanah Arab atau Islam, memiliki banyak istilah yang
berbeda-beda, yaitu: Mudarris, Mu’allim, Muaddib, Musyrif,
Murabbi, Mursyid, dan termasuk Ustadz. Masing-masing
istilah memiliki makna tersendiri.
[3]. Mudarris artinya guru, tetapi lebih spesifik: Orang yang menyampaikan
dirasah atau pelajaran. Siapa saja yang menyampaikan pelajaran di hadapan
murid-murid, dia adalah Mudarris.
[4]. Mu’allim artinya guru juga, tetapi lebih spesifik: Orang yang
berusaha menjadikan murid-muridnya tahu, setelah sebelumnya mereka belum tahu.
Tugas Mu’allim itu melakukan transformasi pengetahuan, sehingga muridnya
menjadi tahu.
[5]. Muaddib atau Musyrif, artinya juga guru, tetapi lebih spesifik: Orang
yang mengajarkan adab (etika dan moral), sehingga murid-muridnya menjadi lebih
beradab atau mulia (syarif). Penekanannya lebih pada pendidikan akhlak, atau
pendidikan karakter mulia.
[6]. Murabbi artinya sama, yaitu guru, tetapi lebih spesifik: Orang yang
mendidik manusia sedemikian rupa, dengan ilmu dan akhlak, agar menjadi lebih
berilmu, lebih berakhlak, dan lebih berdaya. Orientasinya memperbaiki kualitas
kepribadian murid-muridnya, melalui proses belajar-mengajar secara intens.
Murabbi itu bisa diumpamakan seperti petani yang menanam benih, memelihara
tanaman baik-baik, sampai memetik hasilnya.
[7]. Mursyid artinya juga guru, tetapi skalanya lebih luas dari Murabbi.
Kalau Murabbi cenderung privasi, terbatas jumlah muridnya, maka Musyrid lebih
luas dari itu. Mursyid dalam terminologi shufi bisa memiliki sangat banyak
murid-murid.
[8]. Baru kita masuk pengertian Ustadz. Secara dasar, ustadz memang
artinya guru. Tetapi guru yang istimewa. Ia adalah seorang Mudarris, karena
mengajarkan pelajaran. Ia seorang Mu’addib, karena juga mendidik manusia agar
lebih beradab (berakhlak). Dia seorang Mu’allim, karena bertanggung-jawab
melalukan transformasi ilmiah (menjadikan murid-muridnya tahu, setelah
sebelumnya tidak tahu). Dan dia sekaligus seorang Murabbi, yaitu pendidik yang
komplit. Jadi, seorang ustadz itu memiliki kapasitas ilmu, akhlak, terlibat
dalam proses pembinaan, serta keteladanan.
[9]. Dalam istilah Arab modern, kalau Anda menemukan ada istilah “Al
Ustadz Ad Duktur” di depan nama seseorang, itu sama dengan “Profesor Doktor”.
Jadi Al Ustadz itu sebenarnya padanan untuk Profesor. Kalau
tidak percaya, coba tanyakan kepada para ahli-ahli Islam yang pernah kuliah di
Timur Tengah, apa pengertian “Al Ustadz Ad Duktur”?
[10]. Sejujurnya, istilah Ustadz itu dalam tataran ilmu, berada satu
tingkat di bawah istilah Ulama atau Syaikh. Kalau seseorang disebut Ustadz, dia
itu sebenarnya ulama atau mendekati derajat ulama. Contoh, seperti sebutan
Ustadz Muhammad Abdul Baqi’, Ustadz Said Hawa, Ustadz Hasan Al Hudaibi, Ustadz
Muhammad Assad, dan lain-lain.
Nah, hal seperti ini perlu dijelaskan,
agar kita tahu dan memaklumi. Istilah Ustadz itu tidak sesederhana yang kita
bayangkan. Di dalamnya terkandung makna ilmu, pengajaran, akhlak, dan
keteladanan. Kalau kemudian di Indonesia, istilah Ustadz sangat murah meriah,
atau diobral gratis… Ya itu karena kita saja yang tidak tahu.
Ke depan, jangan mudah-mudah menyebut
atau memberi gelar ustadz, kalau memang yang bersangkutan tidak pada
proporsinya untuk menerima hal itu. Sebagai alternatif, orang-orang yang
terlibat dalam dakwah Islam bisa disebut sebagai: Dai
(pendakwah), muballigh (penyampai risalah), khatib
(orator), ‘alim (orang berilmu), dan yang semisal itu.
Adapun istilah Ustadz Selebritis,
Ustadz Gaul, Ustadz Entertainis, Ustadz Komersil, Ustadz Panggung…dan
lain-lain; semua ini tidak benar, ia bukan peristilahan yang benar. Derajat
ustadz itu dekat dengan ulama. Itu harus dicatat!
Terima kasih untuk sharing ilmunya
BalasHapusmakash kak ilmunya, boleh tau referensiny kak?
BalasHapusterimakasih sudah dibagi ilmunya.. jadi faham sekarang..
BalasHapusMasya Allah, barakallahu fiik..
BalasHapusAlhamdulillah Barokallohu... mantap
BalasHapusTetima kasih atas ilmunya.
BalasHapusTernyara banyak yang salah kaprah memahami sebutan USTAD.
Barakallah fiik
BalasHapusMakasih
BalasHapusMasyaaAllah
BalasHapusSyukron atas ilmunya barokallohu fiik