Selasa, 08 Januari 2013

mudarris, mualim, muadib, musyrif, murabbi, dan mursyid


Dalam tulisan ini kita akan jelaskan posisi ustadz yang sebenarnya (insya Allah), agar Anda semua tidak salah paham.
[1]. Secara umum, ustadz itu diartikan sebagai GURU atau pendidik. Ini adalah pengertian dasarnya.
[2]. Guru dalam khazanah Arab atau Islam, memiliki banyak istilah yang berbeda-beda, yaitu: Mudarris, Mu’allim, Muaddib, Musyrif, Murabbi, Mursyid, dan termasuk Ustadz. Masing-masing istilah memiliki makna tersendiri.
[3]. Mudarris artinya guru, tetapi lebih spesifik: Orang yang menyampaikan dirasah atau pelajaran. Siapa saja yang menyampaikan pelajaran di hadapan murid-murid, dia adalah Mudarris.
[4]. Mu’allim artinya guru juga, tetapi lebih spesifik: Orang yang berusaha menjadikan murid-muridnya tahu, setelah sebelumnya mereka belum tahu. Tugas Mu’allim itu melakukan transformasi pengetahuan, sehingga muridnya menjadi tahu.
[5]. Muaddib atau Musyrif, artinya juga guru, tetapi lebih spesifik: Orang yang mengajarkan adab (etika dan moral), sehingga murid-muridnya menjadi lebih beradab atau mulia (syarif). Penekanannya lebih pada pendidikan akhlak, atau pendidikan karakter mulia.
[6]. Murabbi artinya sama, yaitu guru, tetapi lebih spesifik: Orang yang mendidik manusia sedemikian rupa, dengan ilmu dan akhlak, agar menjadi lebih berilmu, lebih berakhlak, dan lebih berdaya. Orientasinya memperbaiki kualitas kepribadian murid-muridnya, melalui proses belajar-mengajar secara intens. Murabbi itu bisa diumpamakan seperti petani yang menanam benih, memelihara tanaman baik-baik, sampai memetik hasilnya.
[7]. Mursyid artinya juga guru, tetapi skalanya lebih luas dari Murabbi. Kalau Murabbi cenderung privasi, terbatas jumlah muridnya, maka Musyrid lebih luas dari itu. Mursyid dalam terminologi shufi bisa memiliki sangat banyak murid-murid.
[8]. Baru kita masuk pengertian Ustadz. Secara dasar, ustadz memang artinya guru. Tetapi guru yang istimewa. Ia adalah seorang Mudarris, karena mengajarkan pelajaran. Ia seorang Mu’addib, karena juga mendidik manusia agar lebih beradab (berakhlak). Dia seorang Mu’allim, karena bertanggung-jawab melalukan transformasi ilmiah (menjadikan murid-muridnya tahu, setelah sebelumnya tidak tahu). Dan dia sekaligus seorang Murabbi, yaitu pendidik yang komplit. Jadi, seorang ustadz itu memiliki kapasitas ilmu, akhlak, terlibat dalam proses pembinaan, serta keteladanan.
[9]. Dalam istilah Arab modern, kalau Anda menemukan ada istilah “Al Ustadz Ad Duktur” di depan nama seseorang, itu sama dengan “Profesor Doktor”. Jadi Al Ustadz itu sebenarnya padanan untuk Profesor. Kalau tidak percaya, coba tanyakan kepada para ahli-ahli Islam yang pernah kuliah di Timur Tengah, apa pengertian “Al Ustadz Ad Duktur”?
[10]. Sejujurnya, istilah Ustadz itu dalam tataran ilmu, berada satu tingkat di bawah istilah Ulama atau Syaikh. Kalau seseorang disebut Ustadz, dia itu sebenarnya ulama atau mendekati derajat ulama. Contoh, seperti sebutan Ustadz Muhammad Abdul Baqi’, Ustadz Said Hawa, Ustadz Hasan Al Hudaibi, Ustadz Muhammad Assad, dan lain-lain.
Nah, hal seperti ini perlu dijelaskan, agar kita tahu dan memaklumi. Istilah Ustadz itu tidak sesederhana yang kita bayangkan. Di dalamnya terkandung makna ilmu, pengajaran, akhlak, dan keteladanan. Kalau kemudian di Indonesia, istilah Ustadz sangat murah meriah, atau diobral gratis… Ya itu karena kita saja yang tidak tahu.

Ke depan, jangan mudah-mudah menyebut atau memberi gelar ustadz, kalau memang yang bersangkutan tidak pada proporsinya untuk menerima hal itu. Sebagai alternatif, orang-orang yang terlibat dalam dakwah Islam bisa disebut sebagai: Dai (pendakwah), muballigh (penyampai risalah), khatib (orator), ‘alim (orang berilmu), dan yang semisal itu.

Adapun istilah Ustadz Selebritis, Ustadz Gaul, Ustadz Entertainis, Ustadz Komersil, Ustadz Panggung…dan lain-lain; semua ini tidak benar, ia bukan peristilahan yang benar. Derajat ustadz itu dekat dengan ulama. Itu harus dicatat!

20 komentar:

  1. Terima kasih, mbak atas ilmunya :-D

    BalasHapus
  2. Jakakallahu atas ilmunya, semoga bermanfaat bagi saya & menjadikan pahala yg tidak putus hinggai akhir hayat..Amin.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah..,nambah ilmu lg..,semoga bermanfaat tuk saudara2 yg lain...

    BalasHapus
  5. MasyaaAllah... Tuisan ini sangat membantu dn sangat bermanfaat sehingga kita bisa membedaka istila2 tersebut... Syukron jazakallah khairan :)

    BalasHapus
  6. Syukron jazakillah khairan ukhty :)

    BalasHapus
  7. Syukron jazakillah khairan ukhty :)

    BalasHapus
  8. MasyaaAllah... Tuisan ini sangat membantu dn sangat bermanfaat sehingga kita bisa membedaka istila2 tersebut... Syukron jazakallah khairan :)

    BalasHapus
  9. AK nasionalisme aja UA...Mbk...terima kasih

    BalasHapus
  10. ijin share ya kak..

    bermanfaat bgt, barusan ada yg tanya apa itu musrif tak share link ini
    silahkan mampir ke rumah baru saya
    www.daniapus.com

    BalasHapus
  11. ijin share ya kak..

    bermanfaat bgt, barusan ada yg tanya apa itu musrif tak share link ini
    silahkan mampir ke rumah baru saya
    www.daniapus.com

    BalasHapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  13. Tks ats sharing ilmux smg berkah Aamiin...slm

    BalasHapus
  14. Alhamdulillah, jazaakumullah khairan atas ilmunya. Sekarang baru mengerti perbedaannya.

    BalasHapus
  15. Alhamdulillah terima kasih atas ilmunya mbak

    BalasHapus

silahkan tulis komentar kalian yaa..